Bermimpi
kadang menyenangkan, kadang menyedihkan. Otak yang bermimpi memutar kembali
dengan cepat kejadian-kejadian yang belum
lama terjadi. Otak menyimpan kejadian-kejadian yang sangat bermakna di
dalam bank ingatan dan membuang yang lain, walaupun yang bermakna itu tidak
jelas bagi sang pemimpi. Mimpi-mimpi sering terjadi pada tingkat yang dalam dan
primitif dan disebut inti ketidaksadaran. Begitulah otak, di dalamnya terdapat
berbagai rahasia kesadaran, pemikiran-pemikiran, pertimbangan, kecerdasan,
ingatan, bahasa, dan aspek-aspek lain "keunikan manusia” atau
"kemanusiaan yang unik".
A. Saraf
Suatu
negara modern akan lumpuh, jika tidak memiliki sistem komunikasi telepon yang
menggunakan kabel-kabel yang tersebar di kota-kota besar dan kecil. Tanpa
sistem saraf, tubuh akan mengalami hal yang sama. Saraf adalah jaringan
komunikasi tubuh. Saraf-saraf membawa pesan-pesan ke dan dari, memberi tahu,
dan melakukan koordinasi.
1. Sel
Saraf
Unit
dasar sistem saraf, yaitu sel saraf atau neuron. Tubuh utama neuron sama dengan
sel-sel yang lain. Sel ini juga mempunyai ujung-ujung cabang yang halus yang
disebut dendrit, dan satu bagian yang lebih panjang, seperti kawat, disebut
akson. Sinyal-sinyal listrik saraf diterima dari neuron-neuron yang lain
melalui celah sempit yang disebut sinapsis, menuju ke dendrit. Sinyal-sinyal
berjalan sepanjang selaput sel menuju akson.
Selanjutnya,
membentuk sinapsis dengan neuron-neuron lain sepanjang sistem saraf.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.
Neuron sensorik (neuron aferen)
Dendritnya
berhubungan dengan reseptor dan neuritnya berhubungan dengan dendrit neuron
lain. Fungsinya untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke pusat susunan
saraf.
b.
Neuron motorik (neuron efektor)
Dendritnya
berhubungan dengan neurit neuron lain dan neuritnya berhubungan dengan efektor
atau alat tubuh pemberi tanggapan terhadap suatu rangsangan. Fungsinya untuk
menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf ke efektor.
c.
Neuron asosiasi
Penghubung
antara neuron motorik dan sensorik. Berdasarkan tempatnya, neuron asosiasi
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1)
Neuron konektor
Merupakan
penghubung antara neuron yang satu dan neuron yang lain.
2)
Neuron ajustor
Merupakan
penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik
yang terdapat di dalam
otak dan sumsum tulang belakang.
2.
Susunan Sistem Saraf Manusia
Susunan sistem saraf
manusia dapat dijelaskan lewat skema sistem saraf berikut:
a.
Sistem saraf sadar
1)
Sistem saraf pusat
a) Otak
Gambar Otak dilihat dari bawah
Otak berada di dalam
tulang tengkorak diselaputi oleh selaput meninges yang terdiri atas tiga
bagian, yaitu: bagian luar: duramater (selaput otak keras), bagian tengah:
arachnoid (selaput sarang laba-laba), bagian dalam: piameter (selaput otak
lunak).
Bagian-bagian
otak
(1) Otak besar
(cerebrum)
Merupakan bagian
terbesar otak dengan permukaan berlipat-lipat. Diduga, semakin banyak
lipatannya semakin cerdas seseorang. Serebrum terdiri atas 2 belahan (hemisfer)
yang dipisahkan oleh fisura longitudinal. Kedua hemisfer dihubungkan oleh
sejumlah serabut saraf yang disebut korpus kalosum. Melalui serabut ini, impuls
diteruskan dari satu hemisfer ke hemisfer lain.
Otak besar terdiri atas:
(a)
Otak depan (lobus frontalis), merupakan pengendali gerakan otot.
(b)
Otak belakang (lobus oksipitalis), merupakan pusat penglihatan.
(c)
Otak samping (lobus temporalis), merupakan pusat pendengaran.
Otak besar juga dapat
dibedakan menjadi:
(1) Otak depan (lobus frontalis).
(2) Otak belakang (lobus parietalis), bersifat sensoris yang
peka terhadap perubahan suhu, tekanan, dan sentuhan pada kulit. Pembagian ini
diakibatkan adanya batas berupa sulkus. Berdasarkan fungsinya sebagai penerima
sensasi pengindraan dan pengendali aktivitas organ sehingga bersifat motoris,
serebrum dikelompokkan menjadi:
(a) Daerah
sensorik, berhubungan dengan penerimaan rangsang dari penerima rangsang
(reseptor).
(b) Daerah
motorik, untuk memberi tanggapan terhadap rangsang yang sampai ke otak untuk
dikirim ke pelaksana (efektor) seperti otot dan kelenjar. Bagian bawah daerah
motorik terdapat daerah broca yang berhubungan dengan kemampuan bicara.
(c) Daerah
asosiasi, merupakan penghubung daerah sensorik dengan daerah motorik, daerah
ini berhubungan dengan proses belajar, seperti berpikir, mengingat, menalar,
pengambilan keputusan, dan kemampuan belajar bahasa.
(2) Otak tengah
Terletak di depan otak
kecil. Bagian otak tengah adalah lobus optikus yang berhubungan dengan gerak
refleks mata. Pada dasar otak tengah terdapat kumpulan badan sel saraf
(ganglion) yang berfungsi untuk mengontrol gerakan dan kedudukan tubuh.
(3) Otak depan
Terdiri atas talamus dan
hipotalamus. Talamus berfungsi menerima semua rangsang dari reseptor, kecuali
bau-bauan, dan meneruskannya ke area sensorik. Hipotalamus berperan dalam
pengaturan suhu tubuh, pengatur nutrisi, pengaturan agar tetap sadar, dan
penumbuhan sikap agresif. Hipotalamus juga merupakan tempat sekresi hormon yang
mempengaruhi pengeluaran hormon pada hipofisis.
(4) Otak kecil
(cerebellum)
Terletak di depan sumsum
lanjutan (medula oblongata). Otak kecil merupakan pusat keseimbangan gerak dan
koordinasi gerak otot serta posisi tubuh. Tepat di bagian bawah serebelum
terdapat jembatan varol yang berfungsi menghantarkan impuls otot-otot bagian
kiri dan kanan tubuh. Jembatan varol ini juga menghubungkan otak besar dengan
otak kecil.
b) Sumsum
Sumsum dikelompokkan
menjadi:
(1)
Sumsum lanjutan (medula oblongata). Disebut juga batang otak, merupakan
lanjutan otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang. Fungsinya untuk
mengatur denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak
menelan, bersin, bersendawa, batuk, dan muntah. Di sumsum lanjutan terdapat
bagian yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang yang dinamakan Pons.
(2)
Sumsum tulang belakang (medula spinalis). Terdapat di dalam rongga tulang
belakang. Fungsinya sebagai penghubung impuls dari dan ke otak, memberi kemungkinan
gerak refleks. Medula spinalis bagian luar berwarna putih dan bagian dalam
kelabu.
2)
Sistem saraf tepi
Dinamakan juga sistem
saraf perifer, sistem saraf ini mengatur dari dan ke sistem saraf pusat. Sistem
saraf aferen merupakan sistem saraf yang membawa impuls dari reseptor
menuju saraf pusat.
Sistem
saraf eferen merupakan sistem saraf yang membawa impuls dari saraf pusat ke
efektor. Berdasarkan sumbernya, saraf tepi dibagi dua: saraf cranial dan saraf
spinal. Perhatikan Tabel berikut!
No.
|
Nama
|
Asal Neuron
|
Menuju ke
|
Fungsi
|
I
|
Olfaktori
|
Selaput lendir, hidung
|
-
|
Mencium
|
II
|
Optik
|
Retina mata
|
-
|
Melihat
|
III
|
Okulomotor
|
Propioseptor otot bola mata
|
Otot pengerak bola mata
|
Mensarafi otot bola mata, mengerling
|
IV
|
Tlokear
|
Propioseptor untuk bola mata
|
Otot
lain penggerak bola mata
|
Menggerakkan bola mata
|
V
|
Trigeminal
|
Gigi dan kulit muka
|
Otot Pengunyah
|
Mengunyah
|
VI
|
Abdusena
|
Propioseptor otot bola mata
|
Otot lain penggerak bla mata
|
Menggerakkan bola mata
|
VII
|
Fasial
|
Ujung pengecap di ujung lidah
|
Otot muka, kelenjar ludah
|
Mengecap dan mengatur mimik muka
|
VIII
|
Auditori
|
Klokea dan saluran semisirkuler
|
-
|
Keseimbangan dan pendengaran
|
IX
|
Glosofaring
|
Ujung pengecap di lidah belakang
|
Kel. Parotis otot penelan
|
Mengecap dan menelan
|
X
|
Vagus
|
Ujung saraf alat-alat dalam paru-paru, lambung, aorta, dan
laring
|
Saraf parasimpatik ke jantung
|
Sakit, lapar, menelan, sekresi getah lambung
|
XI
|
Spinal
|
Otot belikat
|
Otot belikat
|
Bicara dan penggerak kepala
|
XII
|
Hipogsial
|
Otot lidah
|
Otot lidah
|
Bicara, menelan, mengunyah
|
12
saraf tersebut dapat dikelompokkan lagi sebagai berikut:
I,II, dan VIII adalah
saraf sensorik. III, IV, VI, XI adalah saraf motorik. V, VII, IX, dan X adalah
saraf gabungan antara sensorik dan motorik. Saraf X (saraf vagus)disebut juga
saraf pengembara karena daerah yang dipengaruhinya amat luas.
Saraf
ini bekerja secara tidak sadar walaupun merupakan saraf sadar.
b.
Sistem saraf tak sadar (otonom)
Terdiri dari:
1) Sistem saraf simpatik
2) Sistem saraf
parasimpatik
Kedua
saraf tersebut bersifat antagonis. Jika saraf simpatik menyebabkan kontraksi
pada suatu efektor, saraf parasimpatik menyebabkan relaksasi pada efektor
tersebut. Mekanisme kerja seperti itu bertujuan agar proses-proses di dalam
tubuh berjalan dengan normal.
Contoh
pengaruh saraf simpatik dan parasimpatik terhadap efektor adalah saraf simpatik
menyebabkan kecepatan dan volume kecepatan jantung bertambah, sedangkan saraf
parasimpatik menyebabkan kecepatan volume kecepatan jantung berkurang.
Contoh
lainnya saraf simpatik menyebabkan otot siliari mata relaksasi
sedangkan saraf
parasimpatik menyebabkan otot siliari mata kontraksi.
B. Endokrin
Endokrin
merupakan nama atau istilah sebuah kelenjar. Kelenjar
endokrin (kelenjar
buntu) adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus yang menghasilkan
hormon.
Hormon
berasal dari kata hormaein yang berarti memacu atau
menggiatkan. Hormon
berfungsi untuk mengatur homeostasis, memacu pertumbuhan, reproduksi,
metabolisme, dan tingkah laku.
Berdasarkan
aktivitasnya, kelenjar buntu dibedakan menjadi:
1.
Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misal hormon yang memegang
peranan dalam metabolisme.
2.
Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misal hormon kelamin.
3.
Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misal hormon pertumbuhan,
hormon timus.
Berdasarkan aspek macam
dan letaknya, kelenjar buntu dibedakan
menjadi:
1.
Kelenjar hipofisis, terletak di dasar otak besar.
2.
Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok, terletak di daerah leher.
3.
Kelenjar paratiroid atau kelenjar anak gondok, terletak di dekat
kelenjar gondok.
4.
Kelenjar epifise.
5.
Kelenjar timus atau kelenjar kacangan.
6.
Kelenjar adrenal atau suprarenalis, terletak di atas ginjal.
7.
Kelenjar pankreas atau pulau-pulau Langerhans, terletak di
sebelah bawah lambung (ventrikulus).
8.
Kelenjar usus dan lambung.
9.
Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad, pada wanita terletak di
daerah rongga perut, pada pria di dalam buah zakar dalam kantong skrotum.
1.
Kelenjar Hipofisis
Menghasilkan
hormon-hormon, yaitu:
a. Pada
lobi anterior (Lobi depan):
1)
Hormon somatotrof (STH atau growth hormone).
Fungsi: menstimulasi
pertumbuhan tubuh. Jika kelebihan hormon: menyebabkan gigantisme (pertumbuhan
raksasa), menyebabkan akromegali (pertumbuhan pada ujung-ujung tulang pipa).
Jika kekurangan hormon ini menyebabkan kretinisme (kekerdilan).
2)
Luteotropic Hormone (LTH) atau prolaktin atau hormon laktogen. Fungsi:
merangsang kelenjar susu untuk mensekresikan susu.
3)
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) atau hormon treotrop.
Fungsi: merangsang
sekresi kelenjar tiroid.
4)
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) atau hormon adrenotropin. Fungsi: merangsang dan
mengendalikan sekresi kelenjar korteks adrenal.
5)
Gonadotropic atau hormon kelenjar kelamin.
a)
Folikel Stimulating Hormone (FSH),
terdapat pada wanita dan pria. Fungsi: pada wanita merangsang pertumbuhan
folikel dalam indung telur atau ovarium, pada pria untuk mempengaruhi proses
spermatogenesis.
1.
Luteinizing Hormone (LH)
atau Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH). Fungsi: pada wanita
untuk merangsang ovulasi atau pemasakan sel telur, pada pria untuk merangsang
sel interstitial leydig di dalam testis agar menghasilkan testosteron.
b. Pada
lobi intermedia (lobi tengah)
Pada manusia bagian ini
rudimenter, pada katak bagian ini menghasilkan hormon Melanosit Stimulating
Hormone (MSH) atau intermedin. Hormon ini berperan dalam mengatur
perubahan warna kulit, yaitu dengan mengatur penyebaran pigmen melanin pada
selsel melanofora kulit.
c. Pada
lobi posterior (lobi belakang)
1) Vasopresin untuk
mempengaruhi tekanan darah
2) Petresin
3) Oksitosin untuk
membantu proses kelahiran
2.
Kelenjar Tiroid atau Kelenjar Gondok
Hormon yang dihasilkan:
a. Tiroksin
b. Triodotironin
c. Kalsitonin
Fungsi:
a. Mempengaruhi
metabolisme sel, proses produksi panas, oksidasi di sel-sel tubuh, kecuali sel
otak dan sel limfa.
b. Mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, dan deferensiasi jaringan tubuh.
c. Berpengaruh dalam
mengubah tirosin. Jika kelebihan hormon: menyebabkan morbus Basedowi, yaitu
meningkatnya metabolisme, meningkatnya denyut jantung, gugup, emosional,
pelupuk mata terbuka lebar, dan bola mata melotot (eksoftalmus). Bila terjadi
pada anak-anak menyebabkan gigantisme.
Jika kekurangan hormon
pertumbuhan terhenti. Bila terjadi pada anak-anak menyebabkan kretinisme. Bila terjadi pada orang
dewasa akan terjadi mixoedem, yakni kegemukan (obesitas) yang luar biasa serta
kecerdasan menurun.
3.
Kelenjar Paratiroid atau Kelenjar Anak Gondok
Hormon yang dihasilkan: parathormon,
berfungsi mengatur pertukaran zat kapur
dan fosfor dalam darah. Jika kelebihan hormon berakibat kadar kalsium dalam
darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada
ginjal, disebut batu ginjal. Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan
disebut tetanus.
4.
Kelenjar Epifise
Menghasilkan hormon yang
fungsinya belum jelas.
5.
Kelenjar Timus atau Kelenjar Kacangan
Hormon yang dihasilkan: somatotrof
atau hormon pertumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan. Jika kelebihan hormon
gigantisme dan akromegali. Jika kekurangan hormon menyebabkan kekerdilan.
6.
Kelenjar Suprarenalisa atau Kelenjar Anak Ginjal atau Kelenjar Adrenal
a.
Bagian kulit menghasilkan:
1) Mineralo-kortikoid,
menyerap Na dari darah dan mengatur reabsorpsi air pada ginjal.
2) Gluko-kortikoid,
menaikkan kadar gula darah, pengubahan protein menjadi glikogen di hati dan
selanjutnya mengubahnya menjadi glukosa.
b. Bagian dalam
menghasilkan: adrenalin dan epineprin
Fungsi:
1) Memacu aktivitas
jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa.
2) Mengendurkan otot
polos batang tenggorok sehingga melapangkan
pernapasan.
3) Mempengaruhi
pemecahan glikogen (glikogenolisis ) dalam hati sehingga menaikkan kadar gula
darah.
7.
Kelenjar Langerhans
Hormon yang dihasilkan:
Insulin,
berfungsi antagonis dengan hormon adrenalin, yaitu untuk mengubah gula menjadi
glikogen di dalam hati dan otot. Kekurangan
hormon insulin dapat
mengakibatkan kencing manis (diabetes mellitus).
8.
Kelenjar Usus dan Lambung
Kelenjar usus
menghasilkan hormon sekretin dan kolesistokinin.
Kelenjar lambung
menghasilkan hormon gastrin. Hormon-hormon tersebut
berperan dalam
merangsang sekresi getah lambung.
9.
Kelenjar Kelamin
a.
Kelenjar kelamin pria (testis) menghasilkan hormon kelamin pria
(androgen) dan sel
sperma.
Androgen yang terpenting
adalah testosteron, yang berfungsi untuk :
1) Mempertahankan proses
spermatogenesis.
2) Memberi efek negatif
terhadap sekresi LH oleh hipofisis.
b.
Kelenjar kelamin perempuan (ovarium) menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon
perempuan yang meliputi:
1) Estrogen dihasilkan
oleh sel folikel de Graaf.
2) Progesteron
dihasilkan oleh korpus luteum, yaitu bekas folikel
yang telah ditinggalkan
sel telur.
C. Indra
Indra tubuh terdiri dari
5 macam, yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, pengecap, dan
peraba.
1.
Indra Penglihatan
Indra penglihatan, yaitu
mata. Mata merupakan indra utama. Dua pertiga dari perhatian otak diambil oleh
apa yang dilihat oleh mata dan dua pertiga dari informasi-informasi yang
disimpan di otak berasal dari penglihatan seperti gambar, kata-kata, dan lain
bentuk penglihatan.
Bagian
mata
a.
Bagian luar mata
Dinding bola mata
terdiri atas 3 lapis:
1) Bagian terluar berupa
sklera yang pucat dan keras, dan dapat terlihat dari depan sebagai bagian putih
mata.
2) Bagian tengah berupa
koroid yang gelap dan lunak serta kaya akan pembuluh-pembuluh darah.
3) Bagian terdalam berupa
retina yang mendeteksi sinar. Retina sebagai jaringan tipis dengan daerah kerja
yang tidak lebih besar dari pada kuku ibu jari, mendeteksi secara rinci
pemandangan yang penuh warna dari dunia yang dilihat manusia.
b.
Bagian dalam mata
Kornea yang jernih di
bagian depan mata ditutupi oleh suatu lapisan yang sangat tipis, yaitu
konjungtiva. Di belakang kornea adalah iris, suatu cincin otot-otot berwarna
yang mengelilingi lubang yang ada di tengah-tengah nya, yaitu pupil. Cincin ini
secara otomatis melebar dengan adanya cahaya terang untuk mengecilkan ukuran
pupil, melindungi retina mata yang lembut dari sinar yang terlalu banyak, yang
berpotensial merusak retina.
Gambar Penampang bagian dalam mata manusia
Pembentukan
bayangan
Perhatikan peristiwa pembentukan
bayangan berikut!
Pembentukan bayangan pada retina
Sinar-sinar cahaya dari
objek bersinar melalui konjungtiva dan difokuskan sebagian oleh kornea.
Cahaya-cahaya ini melewati pupil dan difokuskan lebih lanjut oleh lensa,
melewati cairan vitreus dan membentuk suatu bayangan pada retina. Karena kerja
lensa, gambaran yang terbentuk menjadi terbalik, dan otak
"memutarnya" kembali. Otot-otot siliaris mengatur bentuk lensa,
membuatnya lebih cembung untuk menfokus objek-objek yang dekat pada retina.
2.
Indra Pendengaran
Setelah penglihatan,
pendengaran adalah indra yang memberi otak informasi-informasi utama tentang
dunia luar. Indra pendengaran adalah telinga.
Bagian
telinga
Telinga terdiri atas 3
bagian utama, yaitu:
a. Bagian luar terdiri
atas daun telinga dan saluran pendengaran.
b. Bagian tengah terdiri
atas selaput gendang dan 3 tulang kecil, yaitu tulang-tulang osikula (malleus,
inkus, dan stapes).
c. Bagian dalam terdiri
atas koklea berbentuk rumah siput, saluran setengah lingkaran, dan rongga-rongga
lain yang berisi cairan.
Perhatikan pula
penampang telinga dari dalam!
Telinga
dan bagian-bagiannya
Saluran-saluran (tuba)
dan rongga di telinga dalam menempati suatu tempat berbentuk kandang di dalam
ketebalan tulang temporal tengkorak. Tempat in disebut "Osseus" atau
labirin oleh Gabriele Fallopius. Ia juga memberi nama koklea dari kata latin
untuk rumah siput. Labirin berisi cairan yang disebut perilimfe. Cairan ini
mengelilingi satu set selaput yang disebut selaput labirin yang berada di dalam
labirin, mengikuti bentuknya. Di dalam labirin yang berselaput ada cairan lain,
yaitu endolimfe.
Osikula
telinga
Tulang-tulang osikula
telinga yang terentang di telinga tengah merupakan tulang-tulang terkecil di
dalam tubuh manusia.
Ada 3
jenis, yaitu:
a. Tulang palu (tulang
malleus)
b. Tulang pelana (tulang
inkus)
c. Tulang sanggurdi
(stapes)
Menempel pada mereka
adalah 2 otot yang terkecil dalam tubuh manusia, yaitu otot tensor timpani dan
otot stapedius. Jika suara yang sangat keras mencapai gendang telinga,
otot-otot tersebut berkontraksi. Mereka meredam atau mengurangi gerakan gendang
telinga dan gerakan mereka sendiri untuk mencegah getaran-getaran yang terlalu
kuat merusak telinga
dalam yang halus.
3.
Indra Penciuman
Makanan dan minuman yang
beracun, busuk atau tidak dikenal, menghasilkan bau tajam dan rasa aneh, yang
merupakan peringatan untuk tidak memakan atau meminumnya. Penciuman juga
merupakan sistem peringatan dini untuk udara yang tercemar, asap, dan
bahaya-bahaya lain. Penciuman mendeteksi bau dedaunan, bumbu-bumbu, dan minyak
wangi, pengecap menangkap rasa sedap makanan yang enak. Indra penciuman adalah
hidung.
Bagian
hidung
a.
Bagian dalam hidung
Pada atap rongga hidung
terdapat suatu daerah berambut yang ukurannya sedikit lebih besar daripada
sebuah prangko. Daerah ini disebut epitel olfaktorius yang terdiri atas ribuan
sel-sel yang dikhususkan untuk mendeteksi berbagai bau. Lebih kurang ada 6
sampai 30 jenis sensor di permukaan sel-sel tersebut. Pada saat molekul bau
dari udara mendarat pada sel-sel tersebut, maka menghasilkan impuls saraf (rangsangan
saraf).
Impuls ini berjalan ke
bulbus olfaktorius (bulbus = bentuk lampu) di mana mereka akan dipilih-pilih
menurut jenisnya dan diproses, kemudian dikirim
melalui saraf penciuman
(saraf olfaktorius) ke otak.
Bagian dalam hidung manusia
b.
Sensor-sensor penciuman
Di bawah mikroskop
elektron, epitel olfaktorius terlihat sebagai massa rambut dan saraf atau
benang. Rambut-rambut ini disebut silia, dan mereka menyebar dari tonjolan-tonjolan
sitoplasma sel-sel reseptor penciuman (sel-sel penerima bau). Silia memiliki
paku-paku kecil yang dianggap merupakan titik interaksi antara bahan-bahan yang
berbau dan sel saraf reseptor.
4.
Indra Pengecap
Indra pengecap berupa
lidah. Lidah adalah salah satu bagian otot-otot dalam tubuh yang sangat mudah
bergerak.
Fungsi lidah:
a. Sebagai indra
pengecap.
b. Membantu mengunyah
makanan dan menggerakkannya ke seluruh rongga mulut.
c. Membersihkan
gigi-gigi dari makanan yang terselip di antara gigi.
d. Membentuk suara pada
waktu berbicara.
Lidah berakar di rahang
bawah, pada otot-otot geniohioid dan milohioid, dan pada tulang hioid di bagian
atas leher. Indra pengecap kita hanya mampu mengecap 4 citarasa, yaitu manis,
asin, asam, dan pahit.
Kuncup pengecap untuk
masing-masing citarasa terletak pada daerah lidah yang berbeda, yaitu:
a. Bagian tepi depan
untuk rasa manis
b. Bagian tepi samping
untuk rasa asam
c. Bagian belakang untuk
rasa pahit
d. Bagian depan untuk
rasa asin
Macam
papila lidah:
a. Filiformis (papila
benang)
b. Fungiformis (papila
jamur)
c. Circumvalata (papila
melingkar)
Kuncup-kuncup
pengecap untuk masing-masing citarasa pada lidah
5.
Indra Peraba
Indra peraba berupa
kulit. Pada orang dewasa, mantel kulit hidup ini beratnya lebih kurang 5 kg dan
memiliki luas sebesar 2 m2. Lapisan permukaannya yang keras yaitu epidermis, terus menerus
mengganti dirinya agar selalu terjadi proses perbaikan karena perusakan dan
menjauhkan air, debu, kuman, dan sinar-sinar yang berbahaya seperti ultraviolet
dari matahari.
Permukaan kulit adalah
mati. Terdiri atas sel-sel mati yang datar dan saling berkait, terisi oleh
keratin, yaitu protein yang keras. Sel-sel dihasilkan oleh pembelahan yang
terus-menerus pada dasar lapisan teratas kulit, yaitu epidermis.
Dermis jauh lebih tebal
dan berisi berbagai sensor yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, yaitu
bertanggung jawab untuk perubahan yang
merupakan kombinasi dari
penekanan ringan, penekanan berat, panas,
dingin dan sakit.
Dermis merupakan tempat
beradanya 3 juta gulungan-gulungan kecil
kelenjar keringat dan
folikel atau gelembung rambut dalam jumlah yang
lebih kurang sama, yang
merupakan sumber tumbuhnya rambut.
D. Kelainan atau Penyakit pada Sistem
Regulasi Manusia
Kelainan atau penyakit
pada sistem regulasi meliputi saraf, endokrin
dan pengindraan.
Kelainan penyakit antara lain:
1. Radang dingin, yaitu
aliran darah tidak sampai pada bagian tubuh yang terserang sehingga bagian
tubuh itu dapat mati.
2. Epilepsi, yaitu suatu
keadaan, bukan suatu penyakit, serangan muncul jika otak, atau bagian dari otak
tiba-tiba berhenti bekerja sebagaimana mestinya selama beberapa saat.
3. Nyeri, yaitu perasaan
tidak enak yang mengisyaratkan kepada kita tentang adanya cedera pada tubuh
kita.
4. Eksem, yaitu sejenis
gangguan pada kulit, bagian kulit yang terkena eksem akan melepuh, kering dan
pecah-pecah dan timbul benjolan-benjolan kecil.
Daftar Pustaka:
Suwarno. 2007. Paduan
Pembelajaran Biologi XI untuk SMA/ MA. Jakarta: CV Karya Mandiri Nusantara.
0 komentar:
Posting Komentar