Setiap makhluk hidup
mengadakan pertukaran zat dengan lingkungannya, artinya makhluk hidup tidak
hanya mengambil zat-zat tertentu dari lingkungannya, tetapi ia juga
mengembalikan zat-zat tertentu kedalam lingkungannya. Inilah yang disebut
proses metabolisme. Metabolisme adalah reaksi kimia untuk pembentukkan dan
perombakan bahan organik. Metabolisme dibedakan ke dalam anabolisme dan
katabolisme.
1. Anabolisme, yaitu pembentukan
senyawa-senyawa kompleks dari senyawa sederhana. Proses ini memerlukan energi.
2. Katabolisme, yaitu penguraian
senyawa kompleks menjadi senyawa-senyawa sederhana. Proses ini menghasilkan
energi. Energi ini dapat digunakan oleh makhluk hidup untuk berbagai kegiatan.
Makhluk hidup memerlukan
materi dan energi untuk pertumbuhannya. Materi diperoleh dari tanah, air, dan
udara. Energi diperoleh dari matahari, reaksi kimia, atau dari makanan.
Berdasarkan cara mendapatkan materi dan energi, setiap makhluk hidup dibedakan
menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. fotoautotrof (mensintesis makanan sendiri
dengan menggunakan energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis). Contoh:
tumbuhan, dan makhluk hidup berklorofil lainnya.
2. kemoautotrof (lensintesis makanan sendiri
dengan menggunakan energi dari reaksi kimia). Contohnya: bakteri Nitrosomonas,
bakteri sulfur, dan bakteri besi).
3. fotoheterotrof (mengubah zat organik dengan
bantuan energi matahari dijadikan makanannya. Contohnya: bakteri purple/ungu.
4. kemoheterotrof (mengubah zat organik dengan
bantuan energi dari reaksi kimia.
Makhluk hidup autotrof dapat
mensintesis makanannya sendiri, sedangkan makhluk hidup heterotrof tidak dapat
mensintesis makanannya sendiri. Untuk membangun tubuh maupun sebagai sumber
energinya, makhluk hidup heterotrof mengambil zat-zat organik
dari lingkungannya. Jadi makhluk hidup
yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, secara langsung atau tidak
langsung, hidupnya bergantung pada makhluk lain. Berdasarkan cara hidupnya,
makhluk hidup heterotrof dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Saprofit, yaitu makhluk hidup yang hidupnya
bergantung pada sisa-sisa makhluk hidup lainnya yaitu dengan menguraikannya
sehingga disebut juga makhluk hidup pengurai. Jenis tumbuhan ini menggunakan energi yang tersimpan dalam
sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati tersebut. Contoh sebagian besar jamur
dan bakteri.
2. Simbion, yaitu makhluk hidup yang hidup bersama
dengan makhluk hidup yang lain.
a. Simbion helotisme = simbion parasitisme,
kedua simbion hidup bersama, yang satu (inang) dirugikan dan yang lain (parasit)
mendapatkan keuntungan.
b. Simbion mutualisme, kedua simbion yang hidup
bersama ini mendapat keuntungan. Contoh : bakteri Rhizobium yang hidup
pada bintil akar tumbuhan kacang-kacangan (legum)
c. Simbion komensalisme, dalam hidup bersama ini,
makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedang makhluk hidup yang lain
tidak mendapat rugi maupun untung.
d. Parasit adalah makhluk hidup
yang sebagian besar atau seluruh kebutuhan hidupnya bergantung pada makhluk
lain yang ditumpanginya (inang).
1. Berdasarkan cara hidupnya, parasit dapat dibedakan
atas:
a. Parasit obligat, yaitu makhluk hidup yang
hanya dapat hidup sebagai parasit saja, hidupnya bergantung sekali pada inang.
Contoh tali putri (Cassytha filiformis).
b. Parasit fakultatif, yaitu makhluk hidup yang
hidupnya tidak hanya sebagai parasit, tetapi juga dapat hidup sebagai saprofit.
Contoh: Phytophthora parasitica pada tembakau dan tomat.
2. Berdasarkan kebutuhan makanannya, parasit dibagi atas:
a. Parasit sejati, parasit yang seluruh
kebutuhannya diambil dari inangnya. Contoh: tali putri, tumbuhan ini mengisap
makanannya dari inangnya dengan akar isap (haustorium).
b. Semi atau parasit (parasit setengah), yaitu
parasit yang sebagian dari kebutuhan makanannya diambil dari inangnya. Contoh:
Benalu.
c. Hiper parasit, yaitu parasit yang hidup
pada parasit lainnya. Contoh: Vicum sp. tumbuh pada benalu.
Tubuh makhluk hidup disusun
oleh materi. Materi diperoleh dari udara (misalnya oksigen untuk pernafasan,
karbon dioksida untuk fotosintesis), air dan bahan-bahan yang terlarut, atau
dari makanan. Nutrien adalah zat hara yang dibutuhkan setiap makhluk
hidup untuk keperluan penyusun tubuhnya. Setiap makhluk hidup membutuhkan nutrien
organik maupun nutrien anorganik. Lingkungan abiotik hanya
menyediakan nutrient anorganik saja. Nutrient organik dapat dibuat dari
nutrient anorganik bagi makhluk hidup autotrof. Prosesnya disebut asimilasi.
Asimilasi dapat secara fotosintesis (asimilasi karbon) maupun secara
kemosintesis (asimilasi nitrogen).
Beberapa tumbuhan yang hidup
di tempat gersang, kekurangan memperoleh nutrien tertentu. Pernahkah kalian
melihat kantong semar (Nephentes). Dinamakan kantong semar karena
sebagian dari daun ada yang mengalami modifikasi membentuk piala (berbentuk
seperti kantung). Tahukah kalian, apa
fungsi kantong tersebut? Kantong ini berfungsi sebagai perangkap serangga. Serangga
yang terperangkap akan menempel di dalamnya dan akhirnya mati. Serangga ini
akan dicerna dan menghasilkan nutrisi bagi tumbuhan
tersebut, terutama nitrogen, yang
umumnya sedikit dijumpai di daerah gersang. Oleh karena itu, tumbuhan ini
disebut juga insektivora , yang artinya pemakan serangga. Tumbuhan pemakan
serangga ini juga melakukan asimilasi karbon (C).
Tubuh tumbuhan disusun oleh
berbagai macam zat. Cara untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh
tumbuhtumbuhan adalah dengan analisis kimia melalui kultur air atau kultur
pasir. Tujuan dilakukan kedua kultur tersebut adalah:
a. Untuk mengetahui unsur-unsur
yang diperlukan
b. Untuk mengetahui bentuk dan
asal unsur-unsur tersebut diambil oleh tumbuh-tumbuhan.
Cara lain untuk mengetahui
unsur-unsur penyusun tubuh tumbuhan adalah dengan Analisis Abu. Tumbuhan
yang dianalisis dikeringkan sampai 110ÂșC untuk mengetahui bobot keringnya,
kemudian dibakar serta diperiksa kadar abu serta gas-gas yang keluar, untuk
menunjukkan adanya berbagai macam unsur yang menyusun tubuh tumbuhan.
Unsur-unsur ini dap`t dibedakan atas tiga golongan, yaitu:
1.
Unsur-
unsur makro, yaitu unsur-unsur yang selalu terdapat pada tubuh tumbuhan dalam
jumlah banyak dan harus ada di tubuh tanaman. Unsur-unsur makro terdiri dari:
C, H, O, N, S, P, Ca, K, Mg, Fe. Unsur-unsur ini dikenal juga sebagai penyusun
tubuh tumbuhan sehingga disebut unsur-unsur klasik atau unsur-unsur Sachs,
sesuai dengan nama penemunya.
2.
Unsur-unsur
mikro, yaitu unsur yang mutlak diperlukan oleh tumbuhan, tetapi jumlahnya
sangat kecil. Dalam jumlah banyak unsur ini dapat menyebabkan keracunan.
Unsur-unsurnya adalah: Cl, Zn, B, Mo, Mn, dan Cu.
3.
Unsur-unsur
tambahan, yaitu unsur yang hanya terdapat pada tumbuhan tertentu, kadang-kadang dalam persentasi yang cukup tinggi
misalnya, Na, Al, Cl, dan Si.
Fungsi unsur-unsur tersebut
untuk tumbuh-tumbuhan: C-H-O: Pembentuk karbohidrat, protein, lemak, asam
nukleat (DNA dan RNA), serta senyawa organik lainnya.
N : Pembentuk protein, dan asam
nukleat
P : Pembentuk asam nukleat, ATP, ADP
S : Pembentuk protein. K : Pembentuk
enzim.
Ca : Pembentuk dinding sel.
Mg : Pembentuk klorofil.
Fe : Sebagai katalisator.
Semua unsur-unsur yang
diperlukan diambil dari dalam tanah oleh akar dalam bentuk larutan garam
mineral, kecuali CO 2 (untuk
berfotosintesis) dan O 2 (untuk
berespirasi) yang diambil dari udara dalam bentuk gas. Karbondioksida masuk
melalui ke dalam tubuh tumbuhan melalui mulut daun (stoma) dan lentisel.
Dahulu dianggap bahwa semua
zat yang diperlukan tumbuhan diambil dari humus yang terdapat di dalam tanah.
Pendapat itu dikenal dengan teori humus. Menurut hasil penelitian para ahli, tumbuhan
mengambil zat-zat dari lingkungannya. Sekarang timbul
pertanyaan zat-zat apakah yang diambil
dari tanah, dan zat-zat apa yang berasal dari udara? Bagaimanakah cara
mengetahui bahwa zat-zat tertentu mutlak diperlukan oleh tumbuhan sedangkan
zat-zat lainnya tidak begitu dibutuhkan tumbuhan? Dengan menjalankan percobaan
menggunakan kultur air atau kultur pasir yang diberi zat makanan, pertanyaan
diatas dapat dijawab sebagai berikut. Unsur C diambil dari udara dalam bentuk
CO2. Hal ini dapat dibuktikan
dengan percobaan mengalirkan udara tanpa CO2
kepada tumbuhan, ternyata
pertumbuhannya berhenti.
Unsur-unsur selain C yang
diperlukan tumbuhan diambil dalam bentuk zat anorganik berupa ion-ion garam.
Baik dalam bentuk anion maupun kation dalam larutan. Dengan mengurangi zat-zat
makanan dalam larutan secara bergantian, maka diketahui ada zat mutlak diperlukan
(sebagai unsur esensial) dan ada yang tidak (non esensial). Bila zat yang
mutlak diperlukan tidak diberikan, tumbuhan akan memperlihatkan gejala sakit
(kekurangan unsur), yang disebut defisiensi. Selanjutnya dapat kita lihat
fungsi unsur-unsur di atas dan
gejala defisiensi yang muncul jika
kekurangan unsur tersebut dialami oleh suatu tumbuhan.
Unsur-unsur C, H, O.
Unsur-unsur ini mempunyai peranan dalam proses fotosintesis (asimilasi karbon)
yang diambil dalam bentuk CO2 dari udara, dan H2O dari dalam tanah. Kekurangan air berakibat fatal pada
tumbuhan, yaitu menyebabkan tumbuhan menjadi layu, kering dan mati.
1. Nitrogen (N). Unsur ini terutama
dibutuhkan untuk membentuk protein bersama-sama dengan unsur C, H, O. Protein
banyak dibutuhkan pada bagian yang sedang tumbuh sehingga penting sekali untuk
pertumbuhan vegetatif. Gejala kekurangan unsur N, terutamapada daun tua, adalah
warna daun menjadi hijau muda dan akhirnya kuning, tanaman menjadi kerdil, buah
tak sempurna, kecil-kecil dan lekas masak.
2. Fosfor (P). Unsur ini terutama
dibutuhkan untuk pembentukan bunga dan buah, yakni pada bagian-bagian tanaman
yang sedang dalam pertumbuhan, jika kekurangan unsur P, pada daun tua terlihat
gejala antara lain warna daun hijau tua, atau lebih tua daripada
biasanya,tanaman kerdil, pembentukan buah jelek, menurunkan hasil biji.
3. Kalium (K). Unsur ini bersifat bergerak
(mobil). Peranannya adalah memperlancar pertukaran zat, proses asimilasi, dan
memperkuat serabut-serabut, sehingga secara langsung memperkuat tubuh tumbuhan
itu. Defisiensi unsur ini memperlihatkan gejala pada daun tuanya, daun
mula-mula berkerut, ujung daun tepinya pucat (klorosis),kadang-kadang gugur dan
buahnya lekas gugur, umbinya berkurang, dan batangnya juga lemah.
4. Sulfur (S). Unsur ini perlu untuk
membentuk protein bersama unsur C, H, O, dan N. Selain itu, unsur ini untuk
mmembentuk vitamin B1, juga penting untuk ketahanan dan pertumbuhan. Defisiensi
unsur ini pada daun muda terlihat warnanya menjadi hijau muda, kadang-kadang tidak
merata sehingga menjadi kekuning-kuningan.
5. Magnesium (Mg). Unsur ini digunakan untuk
membentuk klorofil. Defisiensi Mg terjadi pada daun tua, memperlihatkan gejala
klorosis pada tulang-tulang daun dan akhirnya menjadi kuning dan lemah.
6. Kalsium (Ca). Unsur ini banyak terdapat
pada daun dan batang, tetapi kurang pada biji. Unsur ini berguna mengatur
permeablitas dinding sel. Kalau ion K mempertinggi permeabilitas dinding sel, maka
ion Ca sebaliknya. Hal ini mencegah terlalu banyaknya pengisapan air agar
struktur koloid sitoplasma tidak menjadi rusak. Defisiensi Ca terjadi pada daun
muda, terlihat gejala klorosis pada ujung dan tepi daun, kemudian ke tulang
daun dan pucuk. Selain itu kuncupnya akan mati, dan perakaran kurang sekali.
7. Ferum atau besi (Fe). Unsur ini merupakan
katalisator pada pembentukan hijau daun. Selain itu berfungsi untuk pembentukan
enzim-enzim pernapasan yang mengoksidasikan karbohidrat menjadi CO2 dan H2 O. Defisiensi Fe pada tanaman
muda memperlihatkan klorosis diantara tulang-tulang daun dari daun muda dan
kemudian menjadi kuning.
8. Mangan (Mn). Unsur ini penting untuk
pembentukan hijau daun dan enzim-enzim pernapasan. Defisiensinya menyebabkan
daun muda mengalami klorosis di antara tulang-tulang daun, sedangkan tulang daunnya
sendiri tidak.
9. Boron (B). Unsur ini berguna dalam
pertumbuhan jaringan. Defisiensinya menyebabkan pertumbuhan meristem berkas
pembuluh angkut terganggu. Kuncup dan pucuknya mati dan daun mengalami klorosis
di tepinya.
10. Cuprum atau tembaga (Cu). Unsur ini penting dalam
mereduksi nitrat. Defisiensinya mengakibatkan pertumbuhan terganggu dan bila terlalu
banyak akan menjadi racun.
11. Zincum atau Seng (Zn). Unsur ini penting untuk
mengaktifkan beberapa enzim dalam pembentukan asam indol asetat (hormon tumbuh
tanaman). Defisiensi seng mengakibatkan salah tumbuh pada ujung akar yang
akhirnya menghambat pertumbuhan.
Daftar Pustaka:
Zulianti Siregar, Amelia dkk. 2008.
Biologi Pertanian Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan
0 komentar:
Posting Komentar