Bila
kalian ingin mencari cacing tanah, di mana kalian akan mencarinya? Tentu saja
kalian akan mencari di tempat yang lembab, misalnya di tepi sungai. Setiap
organisme mempunyai lingkungan hidup yang berbeda-beda. Lingkungan hidup yang
sesuai, sehingga organisme dapat hidup dan berkembangbiak disebut habitat. Jadi
habitat cacing tanah adalah di dalam tanah yang lembap. Coba kalian cari
contoh-contoh habitat organisme yang lain. Lingkungan hidup dapat mengalami
perubahan, perubahan tersebut disebabkan karena peristiwa alam, misalnya gempa
bumi, kekeringan, banjir atau karena perbuatan manusia misalnya penebangan
hutan untuk persawahan dan perumahan, pencemaran udara, air atau tanah dan
lain-lain. Perubahan lingkungan menyebabkan perubahan pula pada organisme yang
hidup di dalamnya. Organisme harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan
tersebut, sebab bila tidak ia akan mengalami kesulitan atau bahkan
mengakibatkan kematian. Untuk dapat mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk
hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan, pelajarilah bab
berikut dengan cermat!
A. Pendahuluan
Kelangsungan
hidup organisme didukung atau dipengaruhi oleh 3 peristiwa yaitu adaptasi,
seleksi alam, dan perkembangbiakan. Adaptasi merupakan penyesuaian makhluk
hidup terhadap lingkungan. Seleksi alam merupakan kemampuan alam untuk
menyeleksi organisme yang ada di dalamnya. Dengan beradaptasi makhluk hidup
yang mampu bertahan akan berlangsung hidupnya, sedangkan yang tidak mampu bertahan
akan punah, dalam peristiwa inilah alam akan berperan sebagai penyeleksi.
Sedangkan perkembangbiakan untuk melestarikan jenisnya sehingga kelangsungan
hidupnya akan tetap berlangsung.
B. Adaptasi
Adaptasi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Macam-macam
Adaptasi Ada banyak bentuk adaptif tubuh makhluk hidup supaya dapat
bertahan hidup, bentuk adaptif ini dapat berupa struktur tubuh, warna tubuh,
fungsi alat tubuh dan lain-lain, yang semuanya bertujuan untuk membantu
bertahan hidup. Walaupun ada banyak cara makhluk hidup untuk beradaptasi tetapi
secara garis besar adaptasi dibedakan menjadi 3 yaitu: adaptasi morfologi,
adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Adalah
penyesuaian diri bentuk tubuh atau alat-alat tubuh sehingga sesuai dengan
lingkungannya. Adaptasi morfologi ini mudah kita amati pada hewan ataupun pada
tumbuhan.
Macam-macam
adaptasi morfologi pada tumbuhan:
Tumbuhan
ada yang hidup di darat, di air, di daerah kering dan daerah lembap, karena
tempat hidup yang berbeda-beda inilah maka tumbuhan mempunyai ciri-ciri
tertentu dalam rangka menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya. Berikut
macam-macam cara adaptasi tumbuhan:
a.
Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah kering (xerofit)
1)
Daunny` tebal,
sempit,kadang-kadang berubah bentuk menjadi bentuk duri, sisik atau bahkan
tidak mempunyai daun, dengan demikian maka penguapan melalui daun menjadi
sangat sedikit.
2)
Seluruh permukaan tubuhnya
termasuk bagian daun tertutup oleh lapisan kutikula atau lapisan lilin yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang terlalu besar.
3)
Batangnya tebal mempunyai
jaringan spons untuk menyimpan air.
4)
Akar panjang sehingga mempunyai
jangkauan yang luas.
Contoh
tumbuhan kaktus.
b.
Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah lembap (higrofit)
1)
Mempunyai daun yang tipis dan
lebar.
2)
Permukaan daun mempunyai banyak
mulut daun atau stomata sehingga dapat mempercepat proses penguapan.
Contoh
tumbuhan higrofit: Tumbuhan Keladi
c.
Adaptasi tumbuhan yang hidup di air (hidrofit)
Tumbuhan
air yang terapung di atas air mempunyai rongga antar sel yang berisi udara
untuk memudahkan mengapung di air, daun lebar dan tangkai daun menggembung
berisi udara.
Contoh:
enceng gondok, kiambang
Tumbuhan
air yang terendam di dalam air, mempunyai dinding sel yang kuat dan tebal untuk
mengurangi osmosis ke dalam sel.
Contoh
: Hydrilla,Vallisneria
Tumbuhan
yang sebagian tubuhnya di atas permukaan air dan akarnya tertanam di dasar air,
mempunyai rongga udara dalam batang atau tangkai daun sehingga tidak tenggelam
dalam air dan daun muncul ke permukaan air.
Contoh:
teratai, kangkung.
Tumbuhan
yang hidup di daerah pasang surut, mempunyai perakaran yang lebat dan kuat
sehingga tidak roboh bila terkena ombak.
Contoh:
tumbuhan bakau.
Macam-macam
adaptasi morfologi pada hewan:
a.
Adaptasi morfologi pada bentuk paruh dan kaki pada burung
Bentuk
paruh dan kaki pada burung beranekaragam disesuaikan dengan jenis makanan dan
cara memperoleh makanan tersebut. Burung pemakan biji mempunyai bentuk paruh
berbeda dengan burung pemakan daging atau burung pemakan serangga demikian pula
kaki burung elang berbeda dengan kaki bebek karena cara memperoleh makanannya
juga berbeda.
1) Paruh burung elang, bentuknya runcing, agak panjang dengan ujung
agak membengkok sesuai dengan jenis makanannya yang berupa daging. Kaki pada
burung elang, ukurannya pendek, cakar sangat kuat untuk mencengkeram mangsa
atau daging.
2) Paruh bebek, pada pangkalnya terdapat bentuk seperti sisir,
berguna untuk menyaring makanan dari air dan lumpur dan kaki pada bebek
berselaput di antara ruas jarinya untuk berenang dan berjalan di tanah
berlumpur.
3) Paruh burung pipit, bentuknya pendek tebal dan runcing sesuai
dengan jenis makanannya yaitu untuk memecah biji-bijian dan tiga kaki ke depan
satu ke belakang untuk berjalan dan hinggap.
4) Paruh burung pelatuk, runcing agak panjang untuk memahat kayu
pohon untuk menangkap dan memakan serangga di dalamnya. Kaki burung pelatuk
mempunyai dua jari ke depan dan dua jari ke belakang untuk memanjat.
b.
Adaptasi morfologi pada mulut serangga
Bentuk
mulut serangga bermacam-macam disesuaikan dengan cara mengambil makanannya.
1)
Tipe mulut penggigit, mempunyai
rahang atas dan rahang bawah yang kuat untuk menggigit, misalnya: lipas,
jengkerik, dan belalang.
2)
Tipe mulut penghisap dan
penjilat,memiliki bibir untuk menjilat, misalnya: lebah madu dan lalat.
3)
Tipe mulut penusuk dan
penghisap, mempunyai rahang yang runcing dan panjang untuk menusuk dan
menghisap, misalnya: nyamuk.
4) Tipe
mulut penghisap, mempunyai alat penghisap seperti belalai yang panjang dan
dapat digulung sehingga dapat menghisap madu yang terdapat jauh di dasar bunga,
misalnya kupu-kupu.
2.
Adaptasi Fisiologi
Adalah
cara penyesuaian diri fungsi alat-alat tubuh atau kerja alat-alat tubuh
terhadap lingkungannya. Adaptasi ini tidak mudah diamati seperti pada adaptasi
morfologi, karena menyangkut fungsi
alat-alat tubuh dan proses kimia yang terjadi di dalam tubuh.
Macam-macam
adaptasi fisiologi:
a. Hewan
ruminantia, misalnya sapi, kambing, kerbau. Makanan
hewan tersebut adalah rumputrumputan, di dalam saluran pencernaannya terdapat
enzim selulase, enzim ini berfungsi untuk mencerna selulose yang menyusun
dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka makanan menjadi lebih mudah
dicerna.
b. Teredo
navalis, adalah mollusca yang biasa hidup pada kayu galangan kapal,
kayu tiang-tiang pelabuhan. Mollusca ini dapat merusak kayu karena makanannya
berupa kayu. Di dalam saluran pencernaan Teredo terdapat enzim selulase
untuk membantu menguraikan selulose yang ada pada kayu yang menjadi makanannya.
c.
Manusia yang biasa hidup
di dataran rendah.
Daerah
pantai dan dataran rendah mempunyai kadar oksigen lebih tinggi dari pada
dataran tinggi. Bila manusia harus berpindah ke dataran tinggi yang mempunyai
kadar oksigen rendah. Bagaimana cara beradaptasi agar tetap bertahan? Oksigen
diperlukan tubuh untuk oksidasi makanan, di dalam tubuh oksigen diikat oleh
hemoglobin yang ada di dalam sel darah merah (eritrosit), maka orang yang
berpindah dari dataran rendah ke dataran tinggi harus mampu menyesuaikan diri
denfan memproduksi hemoglobin atau eritrosit yang jumlahnya lebih banyak agar
tetap dapat bertahan hidup.
d. Ikan
yang hidup di air laut, yang mempunyai tekanan osmosis
lebih rendah dari tekanan osmosis air laut. Agar ikan tidak mati kekeringan
karena air di dalam sel tubuh ikan akan tertarik oleh air laut maka ikan yang
hidup di air laut banyak minum dan sedikit mengeluarkan urine, dan urine yang
dikeluarkan pun pekat. Sedangkan kelebihan garam yang turut terminum akan
dikeluarkan lagi ke dalam air laut melalui insang secara aktif.
e. Ikan
yang hidup di air tawar, mempunyai tekanan osmosis lebih
tinggi dari tekanan osmosis air tawar, keadaan demikian menyebabkan air akan
masuk secara osmosis ke dalam tubuh ikan. Supaya ikan tidak kelebihan air atau
kembung maka cara adaptasi dengan sedikit minum air dan banyak mengeluarkan
urine dan lenggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam yang terlarut
dalam air.
3.
Adaptasi Tingkah Laku
Adalah cara penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya dalam bentuk tingkah laku. Macam-macam adaptasi tingkah laku pada
hewan:
a.
Cicak
melakukan ototomi yaitu memutuskan ekornya untuk mengelabuhi musuhnya.
b.
Mamalia
yang hidup di air laut, misalnya lumba-lumba dan paus sering muncul ke
permukaan air untuk mengambil oksigen di udara, karena alat pernapasannya
berupa paru-paru yang tidak dapat mengikat oksigen yang terlarut dalam air.
c.
Pada
musim dingin banyak hewan berdarah panas membutuhkan energi tambahan untuk
menjaga suhu tubuhnya, tetapi makanan sangat langka. untuk dapat bertahan hidup
maka beberapa hewan misalnya tikus, landak, beruang hitam dan lain-lain
melakukan hibernasi , yaitu tidur panjang pada musim dingin. Demikian pula
untuk hewan yang hidup di daerah gurun yang sangat panas pada musim kemarau mempunyai
perilaku tertentu yaitu melakukan estivasi yaitu tidur panjang pada musim
kemarau supaya dapat bertahan hidup di daerah gurun. Misalnya: kadal, katak,
keong, dan lain-lain.
d.
Rayap
merupakan hewan yang menghancurkan kayu. Bagaimana caranya rayap menghancurkan kayu?
Di dalam usus rayap terdapat hewan Protozoa, yaitu Flagellata yang menghasilkan
enzim selulase yang dapat membantu rayap mencerna kayu. Secara periodik kulit rayap
akan mengelupas, pada saat mengelupas, usus bagian belakang yang ada
Flagellatanya ikut terkelupas. Untuk mendapatkan Flagellatanya kembali maka
rayap memakan kembali kulitnya yang mengelupas.
C. Seleksi
Alam
Di depan telah diterangkan bahwa habitat suatu organisme dapat
mengalami perubahan dan perubahan tersebut mempengaruhi organisme yang hidup di
dalamnya, dimana organisme yang hidup di dalamnya harus dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan. Pada umumnya untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang baru itu memerlukan perjuangan, dan hanya makhluk hidup yang
paling sesuai dengan lingkungannya yang dapat bertahan hidup dan berkembangbiak
untuk meneruskan keturunannya.
Jadi di sini alam akan menyeleksi terhadap semua makhluk hidup
di dalamnya melalui berbagai faktor, misalnya dengan keterbatasan unsur-unsur
yang diperlukan dalam kehidupan, antara lain: makanan, cahaya, air, tempat
hidup dan sebagainya. Untuk mendapatkan kebutuhan hidup tersebut umumnya
individu-individu harus melalui persaingan, dan hanya individu yang mempunyai
sifat sesuai dengan lingkungannya akan lolos dari seleksi dan selanjutnya dapat
meneruskan keturunannya (berkembangbiak), sedangkan individu yang tidak mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya akan mengalami kesulitan dan mati atau
harus berpindah mencari tempat yang baru yang lebih sesuai.
Seleksi alam adalah kemampuan alam untuk menyaring terhadap
semua organisme yang hidup di dalamnya, dimana hanya organisme yang mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang akan selamat, sedangkan yang
tidak mampu menyesuaikan diri akan mati atau punah.
1.
Punahnya Spesies Tertentu
Karena adanya seleksi alam maka individu yang tidak mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan akan mati dan akhirnya punah. Berikut
beberapa contoh organisme yang hampir punah atau punah karena terseleksi oleh
alam, yaitu:
a.
Burung
puyuh liar semakin punah
Hal ini disebabkan lingkungan hidup burung puyuh di daerah
bebatuan dan bidang tanah yang bergumpal-gumpal semakin langka. Pada lingkungan
seperti itulah burung puyuh liar akan lebih sesuai, sehingga sulit ditangkap
pemangsanya. Karena lingkungan yang
demikian sudah kian langka maka jumlah burung puyuh pun menjadi langka juga.
b.
Punahnya
Dinosaurus kurang lebih 65 juta tahun yang lalu secara bersamaan
Menurut pendapat para ahli, kepunahan Dinosaurus disebabkan
karena jatuhnya meteorit raksasa ke bumi, yang menghamburkan awan debu sehingga
menghalangi masuknya sinar matahari. Tanpa adanya sinar matahari maka tumbuhan
akan mati, demikian pula Dinosaurus pemakan tumbuhan yang kemudian diikuti Dinosaurus pemakan
daging.
2.
Terbentuknya Spesies Baru
Setiap spesies selalu berusaha beradaptasi dengan lingkungan
hidupnya. Adaptasi ini berlangsung sedikit demi sedikit menuju ke arah yang
semakin sesuai dengan lingkungan hidupnya dan perubahan yang sedikit demi
sedikit ini berlangsung dalam waktu yang sangat lama dan diturunkan dari generasi
ke generasi, sehingga tidak mustahil kalau akhirnya dijumpai spesies yang
menyimpang dari spesies nenek moyangnya.
Dengan demikian adanya seleksi alam dan adaptasi menyebabkan
terjadinya perubahan jenis makhluk hidup dari generasi ke generasi. Jika proses
tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, maka perubahan tersebut dapat
mengarah kepada terbentuknya spesies baru. Peristiwa ini disebut evolusi.
Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup yang terjadi secara
perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga menimbulkan spesies
baru.
Tokoh evolusi yang sangat terkenal adalah Charles Robert Darwin,
Ia berpendapat bahwa:
1.
Spesies
yang hidup sekarang, berasal dari species yang hidup dimasa silam.
2.
Evolusi
terjadi karena seleksi alam. Pendapat ini didukung pengamatannya macam-macam burung
Finch yang hidup di kepulauan Galapagos.
Darwin menemukan kurang lebih 13 spesies burung Finch yang
hubungan kekerabatannya sangat dekat, perbedaan yang paling menyolok di antara
spesies-spesies itu adalah pada paruhnya, yang diadaptasi untuk jenis makanan
tertentu. Burung-burung ini mempunyai paruh yang bentuk dan ukurannya
berbeda-beda,tampaknya burung-burung ini ada hubungannya dengan burung di
Amerika Selatan.
Menurut Darwin, bahwa nenek moyang burung Finch di kepulauan
Galapagos berasal dari Amerika Selatan. Oleh karena suatu hal burung-burung
Finch harus berpindah ke kepulauan Galapagos. Di kepulauan Galapagos burung
Finch tersebut berpencar dalam berbagai lingkungan yang berbeda-beda
akibatnya burung-burung tersebut harus menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
masingmasing, adaptasi ini terjadi turun temurun dan akhirnya dihasilkan
variasi burung Finch yang banyak.
(a)
Burung
finch darat besar (Geospiza magnirostris) memiliki paruh besar yang
diadaptasikan untuk memecah biji-bijian.
(b)
Burung
finch pohon yang berukuran kecil (Camarhynus parvulus) menggunakan
paruhnya untuk memakan serangga.
(c)
Burung
Finch pelatuk (Camarhynus pallidus) menggunakan daun kaktus/ranting
kecil sebagai alat untuk menyelidiki kehadiran rayap dan serangga pelubang kayu
lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar