Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berhubungan
dengan benda-benda yang ada dia alam semesta ini. Kita seringkali melihat
perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mempertanyakannya. Kita jarang
mempertanyakannya apa itu oksige, padahal setiap hari kita membutuhkan oksigen
untuk bernafas. Hampir setiap hari kita menggunakan kendaraan bermotor, baik
monbil maupun sepeda motor, tapi jarang sekali yang mempertanyakan, mengapa
bensin yang berbentuk cairan membuat kendaraan menjadi dapat berjalan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari
pemanfaatan senyawa kimia. Tatkala bangun tidur pada pagi hari kita biasa
menggosok gigi (dengan sikat dan pasta gigi), kemudian mandi dengan air dan
sabin, keramas dengan shampo, menggunakan minyak wangi, dan memakai bedak.
Semua bahan tersebut dibuat melalui proses kimia.
Persoalan-persoalan tersebut merupakan sebagian
masalah yang akan dibahas dalam ilmu kimia. Apakah yang dimaksud dengan ilmu
kimia? Ilmu Kimia adalah salah satu
cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari segala sesuatu tentang
materi, seperti hakikat, susunan, sifat-sifat, perubahan, serta energi yang
menyertai perubahan materi, dan mengelompokkan materi menjadi unsur, senyawa,
dan campuran melalui kegitan.
A.
Sifat-Sifat Materi
Alam semesta pada dasarnya merupakan kumpulan dari
materi dan energi. Materi merupakan
segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Materi yang terdpat
di alam dapat berwujud padat, cair, dan gas. Materi sering juga disebut zat
atau bahan.
Kita dapat membedakan dan mengenali suatu zat
berdasarkan ciri khasnya. Kita dapa membedakan antara larutan gula dengan
larutan garam dengan cara mencicipinya. Kita mengetahui bahwa gula memiliki
rasa manis, sedangkan garam memiliki rasa yang asin. Air dan minyak tanah dapat
dibedakan berdasarkan baunya. Selain itu, apabila orang yang penciumannya
terganggu, air dan minyak tanah masih bisa dibedakan dengan membakarnya. Minyak
tanah mudah terbakar, sedangkan air tidak. Kita dapat membedakan antara alumunium
dengan tembaga berdasarkan warnanya. Dengan demikian kita dapat membedakan dan
mengenail suatu zat karena zat memiliki sifat-sifat yang khas.
Sifat-sifat Materi dapat dibedakan berdasarkan sifat
fisika dan sifat kimia.
·
Sifat Fisika, adalah
sifat zat yang berkaitan dengan keadaan fisis suatu zat dan tidak berhubungan
dengan pembentuk zat baru.
Contohnya : rasa, wujud, bau, massa jenis, daya
hantar, titik didih, titik leleh, indeks bias, kekerasan, dan kelarutan.
·
Sifat Kimia, adalah
sifat-sifat yang berhubungan dengan perubahan kimia yang disertai pembentukan
zat baru.
Contohnya : sifat mudah tidaknya suatu zat terbakar,
berkarat, membusuk, beracun, dan sebagainya.
Berdasarkan ukuran dan jumlahnya, sifat-sifat materi
dapat dibedakan menjadi sidat ekstensif dan
sifat instensif.
·
Sifat Ekstensif, adalah
sifat yang bergantung pada jumlah dan ukuran zat. Misalnya : massa, volume,
kelarutan dan kandungan energi (entalpi).
·
Sifat Intensif, adalah
sifat yang tidak bergantung pada ukuran dan jumlah zat. Misalnya : kalor jenis,
titik didih, titik lebur, rasa, indeks bias, dan suhu.
B.
Perubahan Materi
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat air
yang dipanaskan akan mendidih dan berbentuk uap air yang didinginkan akan
membeku dan menajdi es, kertas yang dibakar menjadi abu, besi berkarat, gula
yang laru dalam air, dan lilin yang menyala. Kalau kita perhatikan
fenomena-fenomena tersebut, maka akan kita temukan adanya perubahan dari suatu
materi. Istilah perubahan dari suatu materi tersebut dikenal dengan Perubahan Materi.
Berdasarkan perubahan sifat dan strukturnya,
perubahan materi dikelompokkan menjadi perubahan
fisika dan perubahan kimia.
1. Perubahan Fisika
Ketika kita sedang memasak air, kita melihat air
mendidih dan berubah menjadi uap air. Begitu pula apabila air tersebut
dimasukkan ke dalam kulkas, maka akan berubah menjadi es. Air, uap air, dan es
memiliki sifat kimia yang sama. Perbedaannya hanya pada bentuk atau wujudnya
saja. Air berwujud cair, uap air berwujud gas, dan es berwujud padat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perubahan materi yang tidak membentuk zat
yang baru disebut Perubahan Fisika. Pada umumnya materi yang mengalami
perubahan fisika dapat dikembalikan ke keadaan meateri semula. Misalnya, uap
air dan es pada suhu kamar akan kembali lagi menjadi air.
2. Perubahan Kimia
Apabila kita membakar kayu, maka akan terbentuk
arang dari kayu yang berwarna hitam. Kayu an arang memounyai sifat fisika dan
sifat kimia yang berbeda. Kayu dan arang terbentuk dari senyawa yang berbeda
pula. Kayu yang terbentuk dari berbagai macam senyawa yang kompleks, sedangkan
arang tersusun dari atom-atom karbon.
Dengan demikian, suatu materi yang mengalami perubahan dan membentuk suatu zat yang baru
disebut Perubahan Kimia. Perubahan Kimia dinamakan juga dengan Reaksi Kimia.
Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak sekali perubahan kimia yang terjadi, baik secara
alami maupun secara buatan. Misalnya : perngkaratan besi, fotosintesi pada
tumbuhan, pembusukan makanan, pembakaran minyak bumi, dan reaksi-reaksi kimia
lainnya yang menghasilkan materi yang mempunyai sifat dan jenis yang baru.
Terjadinya suatu
perubahan kimia atau reaksi kimia ditandai oleh suatu perubahan yang dapat
diamati, seperti terbentuknya gas, endapan, perubahan warna dan perubahan suhu.
a) Reaksi yang menghasilkan gas.
·
Paku yang
dimasukkan dalam air keras (HCl), akan menghasilkan gas Hidrogen.
·
Karbit yang
dimasukkan ke dalam air, akan membentuk gas asetilen dan biasanya digunakan
untuk mengelas.
·
Pualam yang
dimasukkan ke dalam air keras (HCl), akan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2).
b) Reaksi yang menghasilkan endapan
·
Air kapur yang
jernih, jika ditiup akan menjadi keruh dan jika didiamkan akan terbentuk
endapan.
·
Larutan Timbal
(II) asetat, jika dicampurkan dengan larutan Kalium Iodia akan terbentuk endpan
berwarna kuning.
·
Larutan Perak
Nitrat, jika dicampurkan dengan larutan Natrium Klorida akan terbentuk endapan
putih.
c) Reaksi yang menghasilkan perubahan warna
·
Kertas yang
dibakar, menjadi abu yang berwarna hitam.
·
Besi yang
berkarat, berubah warnanya menjadi coklat kemerahan.
·
Larutan kalium
kromat yang berwarna kuning akan berubah menjadi jingga jika ditetesi dengan
larutan asam sulfat.
d) Rekasi yang menghasilkan perubahan suhu.
·
Kapur tohor,
apabila dimasukkan ke dalam air akan menimbulkan kenaikan suhu.
·
Reaksi antara
barium hidroksida dan ammonium klorida, akan menimbulkan penurunan suhu.
C.
Klasifikasi Materi
Materi yang terdapat di alam semesta ini hanya
sedikit yang ditemukan dalam keadaan yang murni, sebagian besar materi
ditemukan dalam keadaan yang tidak murni.
Untuk mempermudah mempelajarinya, para ahli kimia
mengelompokkan materi tersebut menjadi beberapa kelompok.
Pada dasarnya, materi terbagi menjadi 2, yaitu Zat
Tunggal/ murni dan Campuran. Zat Tunggal merupakan penyusun dari Unsur dan
Senyawa.
1)
Unsur
Unsur merupakan
zat tunggal yang secara kimia tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain. Contohnya : besi, alumunium, emas, perak, raksa,
belerang, dan lain-lain. Sampai sekarang dikenal 114 jenis unsur yang terdiri
atas 92 unsur yang terdapat di alam dan sisanya merupakan unsur buatan. Daftar
unsur-unsur dapat dilihat pada Tabel Sistem Periodik Unsur.
Berdasarkan sifat kelogamannya, unsur dibagi menjadi
2 golongan, yaitu Unsur Logam dan Unsur Non-Logam. Termasuk ke dalam unsur Logam antara lain besi
(ferum), alumunium, emas (aurum), perak (argentum), tembaga (kuprum), dan raksa
(hidrargirum); sedangkan yang termasuk unsur nonlogam antara lain oksigen,
karbon, belerang, dan nitrogen.
Perbedaan Sifat Logam dan Non-Logam
No
|
Sifat
|
Logam
|
Non-Logam
|
1
|
Wujud
pada suhu kamar (25C)
|
Berwujud
Padat, kecuali Raksa (berwujud cair)
|
Padat,
cair, dan gas
|
2
|
Daya
hantar listrik
|
Mudah
menghantarkan listrik
|
Bukan
penghantar listrik, kecuali Karbon
|
3
|
Daya
hantar panas
|
Mudah
menghantarkan panas
|
Bukan
penghantar panas
|
4
|
Permukaan
|
Mengkilap
|
Tidak
mengkilap, kecuali Intan
|
5
|
Keadaan
fisik
|
Mudah
ditempa (melleable) dan dapat direnggangkan (ductile)
|
Rapuh,
sehingga tidak dapat ditempa dan direnggangkan
|
Unsur Logam dan Non-Logam juga dapat dibedakan dari
nama kimianya (ilmiah), yaitu unsur yang namanya berakhiran –ium atau –um merupakan unsur logam, kecuali helium, selenium, dan tellurium
yang merupakan unsur non-logam.
Selain unsur logam dan non-logam, terdpat berupa
unsur yang merupakan peralihan dari logam ke nonlogam serta mempunyai sifat
keduanya, baik logam maupun non-logam. Golongan unsur tersebut disebut
Metalloid. Contoh unsur metalloid, yaitu silikon, boron dan arsen.
2)
Senyawa
Senyawa
merupakan zat tunggal yang dapat diuraikan lagi secara kimia menjadi
unsur-unsur pembentuknya. Beberapa contoh
senyawa, yaitu air, garam dapur (natrium klorida), dan gula tebu (sukrosa). Air
dapat diuraikan lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya, yaitu Hidrogen dan Oksigen,
dengan cara Elektrolisis. Natrium Klorida (NaCl) juga dapat diuraikan dengan
cara elektrolisis menjadi natrium dan klorin. Adapun gula tebu (sukrosa) dapat
diuraikan menjadi karbon (arang) dan air
dengan cara dipanaskan.
3)
Campuran
Di alam semesta ini banyak terdapat materi yang
tersusun atas dua atau lebih zat dan sifat zat semula masih ada dalam materi
tersebut. Materi yang tersusun atas 2
zat atau lebih dan masih mempunyai sifat asal zat penyusunnya disebut Campuran. Beberapa contoh campuran
antara lain udara, air laut, dan teh manis. Suatu campuran masih mempunyai
sifat zat penyusunnya, sehingga dapat dipisahkan dengan cara fisika.
Berdasarkan Sifatnya, campuran dapat digolongkan
menjadi 2 macam, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
a)
Campuran Homogen
Campuran Homogen
adalah campuran yang setiap bagiannyan atau komposisinya serba sama. Campuran homogen disebut juga larutan. Setiap larutan terdiri atas pelarut (solvent) dan zat
terlarut (solute). Pada umumnya, komponen yang jumlahnya paling banyak dianggap
sebagai pelarut. Tetapi, apabila zat padat atau gas dilarutkan dalam zat cair,
maka yang menjadi pelarutnya adalah zat cair.
Dalam suatu larutan, partikel zat terlarut tersebar
dalam ukuran yang sangat kecil sehingga partikel larutan tidak dapat dilihat
lagi. Oleh karena itu, larutan tampak homogen dan merupakan satu fase.
Larutan dapat berupa larutan padat, larutan cair,
dan larutan gas. Wujud larutan tergantung pada jenis dan perbandingan komponen
penyusunnya.
·
Larutan Padat
Termasuk ke dalam larutan pada antara lain logam campur (aliase) antara emas dan
perak, kuningan yang merupakan
campuran tembaga dan seng, perunggu yang
merupakan campuran tembaga dan timah, logam
penambal gigi yang merupakan larutan raksa dalam perak, dan stainless steel yang merupakan campuran
nikel, krom, dan besi.
·
Larutan Cair
Termasuk ke dalam larutan cair antara lain air gula,
air soda yang merupakan larutan gas CO2 dalam air, dan spirtus.
·
Larutan Gas
Termasuk ke dalam larutan gas antara lain udara dan gas
alam.
b)
Campuran Heterogen
Campuran
heterogen adalah campuran yang tiap bagiannya atau komposisinya tidak serba
sama atau berbeda. Pada campuran
heterogen, komponen-komponen zat yang dicampurkan masih dapat dibedakan dengan
jelas. Contohnya : campuran minyak dengan air, campuran pasir dengan tanah, dan
pasir dalam air.
Daftar Pustaka :
Permana, Ivan. 2008. Memahami KIMIA SMK kelompok
teknologi, kesehatan dan pertanian. Bandung : ARMICO
0 komentar:
Posting Komentar